About

Sampaikanlah walau hanya satu ayat... Terimakasih sudah mengunjungi catatan ku. Selamat membaca ! :)
RSS

Legenda Sungai Progo di Daerah Sedayu


Oleh : Rr. Risang Ayu Dewayani Putri

Sungai Progo adalah sungai terpanjang di Propinsi Yogyakarta . Sungai ini merupakan batas dari tiga kabupaten di DIY yaitu Kabupaten Bantul , Sleman , dan Kulon Progo . Keberadaan sungai ini sangat bermanfaat untuk warga di sekitar sungai . Manfaatnya antara lain sarana MCK , pertambangan pasir , pencarian ikan , irigasi , bahkan pariwisata yaitu di pintu air Sungai Progo yang terletak di Dlingo , Kulon Progo  atau sering disebut ancolnya Yogyakarta .
Selain manfaatnya , ternyata  ada legenda di balik SungainProgo . Mitos – mitos dari keberadaan Sungai Progo pun berbagai macam karena sungai ini melewati beberapa daerah , sehingga sering terjadi perbedaan pendapat . Salah satu mitos , dan sejarah Sungai Progo yaitu di Dusun Bakal Pokok , Sedayu, Bantul yang konon menurut sesepuh desa Sungai Progo  berkaitan dengan Pangeran Diponegoro , dan Nyi Rara Kidul .
Pangeran Diponogoro ternyata masih  keturunan Kesultanan Yogyakarta . Beliau di lahirkan di Yogyakarta , 11 November  1785 , putra dari Pangeran Adipati Anom (  Sultan Hamengkubuwono III). Pada waktu kecil beliau di juluki Raden Mas Ontowiryo karena sangat akrab dengan rakyat kecil . Selain itu Pangeran Diponegoro sangat benci dengan Belanda yang merendahkan harkat martabat raja-raja , dan rakyat . Pada waktu Sultan Hamengkubuwono V berkuasa , Pangeran Diponegoro  merasa kecewa dengan keadaan istana , dan beliau memilih meninggalkan istana . Beliau tinggal di Desa Tegalrejo untuk memusatkan perhatiannya di bidang agama , adat , dan kerohanian . Sementara itu Belanda  , dan Patih Danureja memasang patok di atas makam leluhur Pangeran Diponegoro untuk dijadikan rel kereta api . Tanpa sepengetahuan mereka  ternyata Pangeran Diponegoro mengintip perbuatan mereka .
“ Hei Patih , aku tak percaya ternyata kau bekerjasama dengan dia si Belanda , cepat cabut kembali patok itu ! . “ Kata Pangeran Diponegoro .
“ Tidak aku akan tetap membantu Belanda membangun rel kereta api disini , karena Belanda lebih bisa memakmurkan rakyat . “ Kata Patih Danureja .
“ Benaraku bisa memakmurkan kamu dan rakyat kamu .” Kata Belanda  .
“ Tidak,tidak mulai sekarang aku menyatakan perang dengan mu, cepat pergi dari sini ! “ . Kata Pangeran Diponegoro.
Belanda ,dan Patih Danureja langsung  meninggalkan tempat itu ,dan pangeran mencabuti patok –patok itu . Setelah itu Pangeran Diponegoro langsung meninggalkan tempat itu , menuju tempat persembunyianya yang baru bersama para prajuritnya .
Pangeran Diponegoro , dan para prajuritnya akhirnya memilih Dusun Bakal Pokok sebagai tempat persembunyian sementara . Beliau membangun keraton kecil di sana ,dan beliau mengajarkan pendidikan agama Islam kepada masyarakat setempat . Tetapi  Belanda mengetahui  keberadaan beliau sehingga beliau dengan sigap untuk bergerilya ke Bukit Selarong.  Sebelum singgah beliau berpesan kepada satu prajuritnya yang di amanahkan untuk tetap berada di desa itu .
“Wahai prajuritku , aku yakin kau dapat menjaga warga desa ini . Saat aku singgah ke Selarong kuberikan kau keris pustaka ku “ . Kata Pangeran Diponegoro .
“Terimakasih pangeran,pangeran telah memberikan hamba amanah , dan kepercayaan untuk menjaga desa ini .” Kata prajurit itu .
“ Gunakan kerisku dengan baik ,jangan sampai keris ini dipangku oleh seorang wanita karena jika terjadi akan fatal akibatnya .” Kata pangeran .
Setelah berpamitan kepada warga beliau dan beberapa prajuritnya langsung berkelana kuda menuju Selarong .
Prajurit abdi itu lalai akan amanah pangeran . Dia menitipkan keris itu kepada istrinya . Tak disangka saat istrinya memangku keris itu terjadilah keajaiban . Wanita itu langsung hamil , dan tanpa menunggu sembilan bulan sepuluh hari dia ingin melahirkan yang akan di bantu oleh dukun beranak.
“ Aku merasa anak mu tak wajar .” Kata dukun .
“Sakit mbah , sakit mas .” Kata wanita itu sambil berteriak .
“ Astaga anakmu ular , anakmu ular .” Kata dukun terbelanga .
“ Tidak mungkin .......... !, ohiya ini kutukan . Aku lupa akan amanah pangeran untuk menjaga keris itu agar tak sampai kr tangan wanita . Maafkan aku istriki .”Kata prajurit itu .
“ Ibu , ayah aku anak kalian , aku bukan kutukan “. Ujar si ular itu yang bisa berbicara .
“Pergi sana , jangan kembali lagi ! , dasar kutukan “ . Kata prajurit itu .
“Baiklah jika itu keputusan kalian , aku akan membalas perbuatan kalian dengan tirta melimpah .” Ujar si ular .
Si ular berkelana menuju penunggu laut selatan Nyi Rara Kidul untuk meminta pertolongan .
“ Wahai  Ratu yang cantik jelita , bantu aku untuk membalas perbuatan kedua orang tuaku yang semena-mena terhadapku .” Ujar si ular .
“ Siapa dirimu nak ?” . Kata Ratu .
“Aku tak punya nama ratu .” Ujar si ular .
“ Aku berinama kau Progo sesuai tekad mu yang besar . Aku akan membantumu melatalah sampai gunung di sana , maka akan datang tirta melimpah . “ Kata Ratu .
“ Terimakasih ratu .” Kata ular .
Ular itu terus melata sampai ke gunung  . Tak terduga terjadilah badai dahsyat yang langsung mengguyur desa dimana orangtua ular itu tinggal . Tirta yang sangat melimpah itu menutup beberapa kawasan hingga menjadi sungai yang di beri nama Sungai Progo .Dalam cerita ini kita tidak boleh mencelakai orangtua kita walaupun setragis apapun, dan sebagai orangtua jangan menelantarkan anaknya.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

3 komentar:

Avegrafika mengatakan...

Mungkin perlu direvisi, setau saya bukan dusun dlingo, melainkan bligo. Terimakasih.

Albee mengatakan...

bagus nih kulon progo jadi good option selain wisata alam bandung

Unknown mengatakan...

Berarti ularnya masih hidup ya oke deh biar aku cari

Posting Komentar